Masyarakat Indonesia pada bulan Mei 2024 tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya memperingati hari besar nasional, Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2024, dan Hari Kebangkitan Nasional ke-116 pada 20 Mei 2024. Bersama masyarakat dunia, masyarakat Indonesia juga memperingati Hari Buruh, 1 Mei 2024. Secara khusus warga parsyarikatan Muhammadiyah pada bulan Mei ini juga memperingati hari jadi atau hari lahir, yang lazim dikenal dengan “Milad” dua organisasi otonominya (ortom) , yakni Milad Nasyiatul Aisyiyah ke-93/ 96 pada 16 Mei 2024 dan Milad Aisyiyah ke-107 pada 19 Mei 2024. Peringatan setiap hari besar nasional ini dilaksanakan dengan ketentuan yang disepakati atau cara yang telah mentradisi. Pada umumnya, peringatan hari-hari besar nasional ini dilaksanakan dalam kegiatan seremonial yang bersifat resmi serta dimeriahkan pula dengan kegiatan-kegiatan yang tidak resmi, seperti kegiatan pertunjukan seni dan aneka perlombaan.
Peringatan hari lahir ortom Aisyiyah atau milad Aisyiyah diperingati pada berbagai tingkatan yang ada pada organisasi ini, yakni dari tingkat yang paling tinggi, yakni pada tingkat pusat (PP Aisyiyah) yang berkedudukan di Yogyakarta, tingkat wilayah (PW Aisyiyah) yang berada di setiap provinsi, tingkat kota (PD Aisyiyah) yang berada pada suatu kota atau kecamatan, tingkat kecamatan (PC Aisyiyah) yang berada di suatu kecamatan, dan tingkat ranting (PR Aisyiyah) yang berada di suatu kelurahan di seluruh Indonesia. Kegiatan dilakukan dalam berbagai bentuk yang berpedoman pada Panduan Milad Asyiyah ke- 107 M. yang dirilis oleh PP Asyiyah dalam majalah Suara Aisyiyah pada 8 Mei 2024. Dalam panduan inidinyatakan bahwa rangkaian Milad ‘Aisyiyah tahun ini diisi dengan berbagai kegiatan berupa kajian atau talkshow, perlombaan, dan pemasangan umbul-umbul untuk semakin memeriahkan momen. Agar kegiatan semakin meriah dan ramai, kegiatan dapat dilaksanakan secara berkolaborasi antarpimpinan Aisyiyah, misalnya kolaborasi PWA dengan PDA di suatu daerah. Hal ini ditujukan pula untuk meningkatkan efektivitas kegiatan mewujudkan syi’ar dakwah yang lebih luas.
Pada panduan Milad tersebut juga dinyatakan bahwa kegiatan dalam rangka Milad Aisyiyah ke-107 ini akan berlangsung sampai bulan Juni tahun 2024 mendatang. Berbagai kegiatan ini dilaksanakan dalam kerangka tema Milad Aisyiyah tahun ini, yakni “Memperkokoh dan memperluas dakwah kemanusiaan semesta”. Berbagai kegiatan dalam rangka Milad Aisyiyah ke-107 tahun ini bahkan dimulai lebih awal oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah Bengkulu, yakni sejak bulan Maret yang lalu, yakni sebelum masuk bulan Ramadan 1444 Hijriyah.
Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Bengkulu memperingati Milad Aisyiyah ke-107 tahun ini dengan ceramah agama, berbagai kegiatan lomba, dan pemberian santunan kepada ibu-ibu lansia (lanjut usia). Acara puncak Milad dilaksanakan oleh PDA Kota Bengkulu pada Senin, 18 Mei 2024 bertempat di Gedung PBSDM Provinsi Bengkulu, di Pekan Sabtu, Kota Bengkulu. Acara ini dihadiri oleh semua PDA Kota Bengkulu, PCA serta anggota, PRA serta anggota, pengurus IGABA serta anggota sekota Bengkulu. Dalam Milad ini kegiatan berpantun juga dapat dinikmati. Dalam menyampaikan laporan Milad ke-107, PDA Kota Bengkulu menyampaikan pantun yang sudah beliau siapkan pada malam hari sebelum hari pelaksanaan milad. Ibu Asparida, M.Pd. sebagai Ketua PDA Kota Bengkulu menjelaskan pula proses kreatifnya dalam mencipta pantun tersebut. Walaupun sudah larut malam dan dalam kondisi mengantuk beliau tetap berikhtiar menorehkan penanya di buku catatan untuk menyelesaikan pantun yang akan dibacakan pada waktu penyampaian laporan Milad ke-107 PDA Kota Bengkulu esok hari. Proses kreatif yang kurang kondusif tersebut menyebabkan tulisan beliau di catatan sulit dibaca dan hal ini mengundang tawa-gelak hadirin yang mendengarkan.
Berikut sebait pantun yang disampaikan oleh ibu Asparida, M.Pd. di waktu acara Milad Aisyiyah ke-107 yang lalu:
Sungguh syahdu azan subuh
Pergi ke masjid naik kereta
Selamat milad Aisyiyah yang ke-7
Memperkuat dan memperkokoh Dakwah kemanusiaan semesta
Resepsi Milad Aisyiyah ke-107 yang dilaksanakan oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah secara hybrid pada Minggu, 19 Mei 2024 bertempat di kampus Universitas Aisyiyah Surakarta, disingkat dengan Aiska University. Resepsi ini berlangsung sangat hikmat, nikmat, dan meriah. Acara yang bersifat seremonial berupa laporan dan pidato Pimpinan Pusat Aisyiyah dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah disampaikan dan disimak dengan hikmat. Acara yang berupa hiburan dinikmati oleh para hadirin dan suasana di ruang acara sangat meriah.
Dalam Resepsi tersebut Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah), Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. menyampaikan tentang kemajuan dan keberhasilan yang dicapai oleh Aisyiyah yang penyajiannya atau paparannya disampaikan dalam kualitas yang lebih baik dari semestinya. Berbarengan dengan capaian Aisyiyah tersebut, secara khusus Ketua Umum PP Muhammadiyah menyampaikan tentang fenomena pantun dalam ortom Aisyiyah dan organisasi Muhammadiyah secara umum. Pada bagian awal pidato Prof. Haedar Nashir menyatakan bahwa kemampuan berpantun ibu-ibu Aisyiyah sudah sangat baik dan sulit beliau ikuti atau tandingi. Lebih lanjut, Prof. Haedar Nashir menyampaikan sindiran yang ditujukan kepada beliau yang belum dapat berpantun. Beliau berujar:
Bahkan tadi saya agak diejek juga oleh pak Busyro. Katanya “Sampai sekarang, saya belum pernah dengar Pak Ketum baca pantun”. Belum saya jawab, beliau sudah bilang lagi. Pak Ketum kalah lagi satu langkah karena ketua umum Aisyiyah dan bersama rektor sudah baca puisi. Saya memang berhenti berpantun, karena tidak bisa baca dan tidak bisa bikin pantun dan juga bikin puisi.”
Pimpinan Wilayah Aisyiyah Bengkulu melaksanakan Resepsi Milad Aisyiyah ke-107 pada 21 Mei 2024 bertempat di Balai Raya Semarak Bengkulu, Kota Bengkulu. Resepsi Milad ini dihadir oleh seluruh Pimpinan Harian PWA, ketua dan seluruh anggota majelis dan lembaga di lingkungan PWA, serta seluruh anggota amal usaha di lingkungan PWA. Resepsi Milad Asyiyah ini sangatlah semarak dan Istimewa. Selain dihadiri oleh Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah, resepsi Milad juga dihadiri oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, yakni ibu Dr. apt. Salmah Orbayinah, M. Kes.. Banyak butir acara yang dapat diikuti oleh para undangan. Pantun pun mewarnai resepsi milad ini. Mengawali sambutan Gubernur Bengkulu, Dr. Rohidin Mersyah, menyampaikan sebait pantun. Beliau menyampaikan pantun agar semua yang hadir tidak mengantuk dan mengikuti acara dengan antusias. Pantun yang disampaikan oleh Gubernur Bengkulu pada saat itu adalah:
Bengkulu ini dikenal dengan bumi Rafflesia
Ada sembilan kabupaten satu kota
Pagi ini kita merayakan Milad Aisyiyah
Mari kita perkokoh dan perluas dakwah kemanusiaan semesta
Demikian para Pembaca yang Budiman, bahwa pantun yang merupakan salah satu jenis puisi lama hasil kesusastraan Indonesia sampai saat ini masih tetap eksis di tengah Masyarakat. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat pendukung seni sastra ini masih merespons positif karya pantun. Pantun masih digunakan pada pembukaan suatu sampaian dalam acara resmi. Selain itu, pantun juga sering digunakan untuk mengakhiri suatu sampaian pada acara resmi. Secara umum, pantun-pantun yang disampaikan tersebut diciptakan oleh penyampai pantun. Ada pantun yang diciptakan di tempat acara berlansung, ada pula pantun yang sudah disiapkan sebelum menghadiri suatu acara. Ada rasa senang yang diekspresikan oleh seseorang yang mampu mencipta pantun dan seseorang yang tidak dapat menyampaikan pantun merasa ada kekurangan dalam sampaiannya. Rasa ada yang kurang ini juga merupakan suatu respons positif, bahwa orang tersebut secara implisit adalah masyarakat yang mengakui keberadaan pantun.
Rasa senang dirasakan oleh seseorang yang berpantun, demikian pula pada seseorang yang mendengarkan pantun. Pada umumnya, pendengar pantun akan memberikan apresiasi dengan mengucapkan kata “cakep” pada setiap penyampaian baris-baris pantun. Kata “cakep” merupakan kosa kata dalam Bahasa Betawi. Sebagai ungkapan apresiasi pada penyampaian pantun oleh orang Betawi, kata “cakep” yang digunakan oleh pendengar pantun tentu sangatlah tepat. Apabila pantun disampaikan oleh pengguna bahasa yang lain, misalnya pengguna Bahasa Melayu Bengkulu, tentu penggunaan kosa kata Bahasa Melayu Bengkulu adalah yang lebih tepat. Untuk mengapresiasi pantun yang disampaikan dan didengar oleh masyarakat Bengkulu tentu dapat digunakan kata “padek” sebagai pengganti kata “cakep”.
Demikian keberadaan pantun masa kini, khusus dalam acara Milad Aisyiyah ke-107 yang digelar oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah, Pimpinan Wilayah Aisyiyah Bengkulu, dan Pimpinan Daerah Aisyiyah Bengkulu. Bagaimana kegiatan berpantun dalam acara Milad Aisyiyah ke-107 di daerah pembaca? Semoga semarak juga ya!
26 Mei 2024
Kelurahan Bentiring Permai, Kota Bengkulu